Kebakaran Jembatan Besi, Tambora (Keluarga Saya Korbannya)
Desember 16, 2009Rumah nene saya menjadi salah satu korban musiba kebakaran di Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, Kamis lalu (10/12) Saya dan keluarga tidak mendapat firasat apapun akan terjadi musibah itu. Sekitar pukul 16.30 WIB mamah mendapat telepon dari keluarga di Jakarta. Mamah saya menjerit dan menangis saat tau si jago merah telah menghabiskan rumah nenek saya yang dulu pernah menampung saya waktu saya kelas IX. Seketika badan saya lemas tak tahu harus berbuat apa. Saya yang baru pulang sekolah segera mencari channel berita. Siapa tahu ada liputan. Benar sekali, waktu itu TVone dan MetroTv menayangkan berita tersebut mendului channel TV lain. Tak percaya saat saya menyetel salah satu channel diatas yang nampak tepat rumah nenek saya yang menyala - nyala dilalap api. Habis sudah tidak ada yang tersisa... secepat kilat saya, mamah dan adik saya pergi menuju rumah nenek saya menggunakan kereta Ekonomi Bogor - Jakarta yang tersisa.
Dalam keadaan yang tak karuan mamah saya menangis sepanjang perjalanan. Ingin rasanya saya menangis, tapi dihati saya bertekad untuk tidak menangis agar mamah saya lebih tenang. Saya tau apa yang ada dipikiran mamah saya.
Jakarta pukul 20.00 WIB setelah melalui perjalanan yang terasa sangat lama akhirnya kami sampai. Tapi kami tidak langsung menuju lokasi. Kami pergi kerumah calon istri om saya, yang harusnya menikah akhir tahun ini tapi harus batal karena musibah yang terjadi hihi. Disana ada nenek dan beberapa barang - barang yang diungsikan. Tangis saya lepas melihat nenek saya, saya ucap syukur karena nenek saya selamat. Walaupun barang - barangnya ludes terbakar dan yang tersisa hanya pakaian dan surat penting saja.
Kronologinya seperti ini, kebakaran mulai terjadi pukul 14.00 WIB. Letaknya cukup jauh dari rumah nenek saya. Nenek saya terletak di deretan depan dan api ada di deretan belakang. Keluarga saya sempat panik tapi berfikir api tidak akan mengenai rumah nenek saya. Mobil pemadam kebakaran juga sudah banyak yang berdatangan, ketenangan itu makin menjadi. Tapi ternyata cuaca waktu itu tidak bersahabat. Angin sangat kencang, yang namanya api lama - lama akan membesar. Apalagi daera disitu adalah daerah padat penduduk. daerah semrawut yang rumahnya banyak terbuat dari triplek bukan dari bata. 25 mobil kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Trasgisnya rumah nenek saya benar - benar terakhir yang dilalap api pada pukul 16.00 WIB setelah api berkoar selama 2 jam. Karena ketenangan keluarga saya, barang yang dibawa hanya seadanya saja. Itupun masih bersyukur karena waktu barang diangkut api sudah ada di atas atap rumah.
Setelah didata, diperkirakan 200 rumah terbakar, ratusan lebih kepala keluarga menjadi korban. Ini kebakaran terdasyat kedua di daerah tersebut setelah kebakaran yang terjadi tahun 83' lalu. Nenek saya tak hentinya menangis. Tapi saya dan adik berusaha menghibur dan mengajaknya makan. Malam itu terasa panjang bagi saya dan keluarga. Tapi alhamdulilah kami masih diberi tumpangan untuk berlindung. Malam itu hanya mamah saya saja yang pergi ke lokasi. Sampai malam ternyata api masih belum padam total.
Subuh - subuh saya dibangunkan dengan suara azan dan suara rintihan adik saya yang sedang sakit gigi. Segera saya hubungi mamah saya untuk segera kerumah pacar om saya. Mamah datang, mukanya lusuh.. saya tau dia belum tidur. Dia bilang api disamping rumah nenek saya belum padam. Pagi itu saya ke lokasi dan bersiap untuk pergi ke Bogor kembali karena saya sedang UAS.
Sedikit demi sedikit rumah nenek saya sudah diperbaiki sekedarnya walaupun tak sebagus sebelumnya. Bantuan sudah banyak yang datang. Tidak seperti tahun 83' lalu dana banyak yang diselewengkan. Tapi korban masih sangat berharap bantuan dari pemerintah daerah maupun pusat yang menjajikan tanggungan biaya ganti rugi. Karena bantuan yang ada datangnya dari pihak swasta bukan dari pemerintah. Untuk Sulis pemadam kebakaran, kamu adalah pahlawan yang gugur saat tugas. Secara pribadi saya turut berduka cita dan semoga kamu diberi tempat terindah disisinya. Untuk para korban lainnya semoga diberi kekuatan dan kesabaran sebesar - besarnya. amin .....
0 comments
mau kita menuliskan rekomendasi lain yang bisa dijadiin sarana tujuan. silahkan komentar disini :)